Mataram NTB - Siapapun Yang akan Memimpin NTB kedepannya harus dapat membuat kemajuan bukan lantas Nusa Tenggara Barat (NTB) ini akan semakin Mundur. Disamping itu masyarakat yang tadinya berbeda pilihan harus rela untuk mendukung ketika Pemimpin itu dinyatakan sah terpilih.
"Pasangan manapun nantinya yang akan menang dan memimpin NTB maka harus dapat membawa NTB ini maju dari yang sekarang, dan wajib untuk didukung meski pemimpin yang terpilih nantinya bukan yang kita harapkan, "Harap Ketua MUI NTB Prof. Saeful Muslim saat di wawancarai media ini di Kantor MUI NTB, Jalan Pejanggik Mataram, (09/01/2023).
Baca juga:
Ingin Jadi Presiden, Ini Strateginya!
|
Hal itu disampaikan Ketua MUI mengingat tidak lama lagi seluruh Daerah akan melaksanakan proses Pemilihan yang akan berlangsung 2024 mendatang.
Menurutnya jumlah pasangan yang ideal untuk maju pada pilkada Gubernur NTB 2024 dengan melihat keberagaman yang ada di NTB cukup 2 pasang saja. Hal ini menurut pria yang kerap dipanggil Prof ini untuk meminimalisir perbedaan masyarakat yang mungkin berdampak dalam waktu kedepannya. Juga barangkali anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah tidak membengkak.
Saat ini Pemimpin-pemimpin NTB sudah semakin bagus dari sebelum-sebelumnya dimana pemimpin-pemimpin kita saat ini telah mampu menggeser pola-pola lama yang sangat kental dengan Ras, Suku, bahkan Agama. NTB saat ini sudah mampu untuk profesional dan proforsional dalam setiap mengambil beberapa kebijakan. Tentu kedepan ini harus lebih ditingkatkan lagi.
Ia juga mengatakan, bahwa seperti kita ketahui Penduduk NTB terdiri dari tiga suku yaitu, Sasak, Samawa dan Mbojo yang sering kita sebut SASAMBO, Agama yang bermacam serta memiliki corak budaya yang beragam , tentu butuh sosok pemimpin yang mampu menempatkan diri sesuai keadaan yang ada di Daerah NTB.
Oleh karenanya, sebagai tokoh agama Prof berharap agar apa yang sudah dicapai ini, kedepan oleh pimpinan yang baru harus bisa ditingkatkan.
Perbedaan sebuah pilihan itu lumrah, akan tetapi jiwa membangun harus tetap ada sehingga tujuan utama dari pemilihan seorang pemimpin untuk mensejahterakan masyarakat akan dapat di capai.
"Kita boleh beda saat memilih, tetapi ketika sudah ada pemenangnya harus semua mendukung, tidak lagi kita beda. Begitupun sebaliknya Pemenang saat memimpin harus bisa mengakomodir seluruh nya tidak lagi melihat siapa yang memilihnya, "ungkapnya.
"Pemimpin tidak boleh memberikan perhatian kepada yang memilihnya saja tetapi juga kepada masyarakat atau lingkungan yang tidak memilihnya, karena ketika sudah memimpin daerah dan masyarakat, maka NTB ini sudah menjadi tanggungjawabnya, "imbuhnya.
Saat ini kita telah masuk tahun politik, masyarakat harus mempersiapkan diri untuk menghadapi suasana dimana kita harus berani menentukan sebuah pilihan untuk memelih seorang pemimpin, bukan perbedaan untuk memecah belah persatuan dan kerukunan kita yang telah terbangun.
Masyarakat dituntut agar bagaimana pemimpin kelak dapat bersinergi untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat. Perbedaan akibat beda pilihan saat Pemilu harus segera ditinggalkan, karena daerah tidak akan maju bila masyarakatnya tidak mendukung apa yang dijalankan pemerintah nantinya.
Begitu pula pemerintah, pemimpin daerah nantinya harus bisa membaur dengan seluruh masyarakat, memfasilitasi kebutuhan segala kelompok, serta mempertimbangkan adat dan budaya lokal dalam setiap kebijakan yang diputuskan.
"Saya berharap pemimpin yang nantinya terpilih di NTB dapat lebih memajukan daerah NTB, "tutupnya. (Adb)